syahdan pada suatu waktu, di kerajaan panawangan ada seorang pemuda bernama panegar yang hidup hanya berdua dengan ibunya yang sudah renta. Panegar seorang pemuda yang berbakti. pekerjaannya setiap hari adalah mencari kayu dan berburu di hutan di sebelah timur rumahnya. hasilnya dia jual di pasar untuk membiayai hidupnya dengan sang ibu sehari-hari. Pada suatu hari, seperti biasa dia melaksanakan pekerjaannya itu. berangkat ke hutan, untuk mencari kayu. malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. pada saat dia menebang kayu, kakinya tertimpa kayu yang lumayan besar, sehingga meyebabkan kaki kanannya patah. beruntung, ada tetangganya yang tahu akan hal itu, sehingga panegar ditolong untuk dibawa pulang. berbagai upaya pengobatan telah dilakukan, namun tetap saja kakinya menjadi pincang sehingga untuk berjalan dia harus menggunakan tongkat. Banyak orang yang merasa kasihan kepadanya. Panegar, seorang pemuda gagah yang sangat berbakti pada orang tuanya ternyata oleh Tuhan diberikan hadiah berupa cacat kaki. Mendapati omongan seperti itu, panegar tetap bersabar, dan dia menganggap bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang harus disesali.
Beberapa saat kemudian, kerajaan panawangan diserang kerajaan Bedaha. Keadaan menjadi kacau balau. Banyak prajurit yang gugur mempertahankan wilayah. Akhirnya demi mempertahankan diri, semua pemuda yang sehat diharuskan menjadi perajurit untuk diberangkatkan ke peperangan, kecuali panegar yang memang cacat kakinya. Namun, mengingat kerajaan Bedaha adalah kerajaan besar yang sangat kuat tentaranya, akhirnya panawanganpun dapat ditaklukan, dengan korban prajurit yang bayak, termasuk para pemuda teman sekampung panegar. Kembali para tetangganya bergumam namun, kali ini dengan nada yang lain bahwa panegar adalah pemuda yang beruntung, karena dia masih hidup dan dapat menjaga ibunya. Namun seperti biasa panegar merasa bahwa itu adalah hal yang biasa saja, bukan sesuatu yang harus dibesar-besarkan
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.